( Budaya, Makanan, dan Ciri Khas ) Kota
Tuban
Ø Budaya Tuban
Hai
sobat pada kesempatan kali ini saya akan bercerita tentang kota kelahiran saya
yakni di tuban. Tuban sering dikenal
dengan julukan bumi wali.
Kota
yang dahulu kecil tersebut sekarang telah menjadi daerah Industri, ini di
karenakan ada beberapa perusahaan besar yang beroperasi di sana, seperti PT.
Semen Gresik, PT. TPPI dan juga PT Holcim Indonesia. Tuban memiliki beberapa
objek wisata yang layak untuk di kunjungi. Menyusuri Pantura, tepatnya jika
kita telah masuk kota Tuban, di Jalan Raya Semarang, kita akan menjumpai
Terminal Terapung yang baru di bangun beberapa Tahun yang lalu. Sekitar 10-15
km dari Terminal tersebut, terdapat makam salah satu Wali Songo, penyebar Islam
di pulau Jawa yang terkenal, yaitu Sunan Bonang. Pemakaman Sunan Bonang ini,
yang juga dijadikan objek wisata religi, terletak tepat di sebelah barat Kantor
Pemda Kabupaten Tuban.di samping komplek pemakaman ini, terdapat masjid
agung Tuban, salah satu ikon kota Tuban.
Dan
beberapa meter dari sini, bagi anda yang tertarik dengan sejarah, anda bisa
mengunjungi musium kambang putih. Di musium ini, terdapat batu besar yang
disebut Batu Tiban, yang konon dijatuhkan menjadi asal usul nama kota Tuban. Di
tempat ini juga terdapat klenteng Kwan Sing Bio. Klenteng ini merupakan
klenteng terbesar di kawasan Asia Tenggara, sehingga tak mengherankan jika
pengunjungnya juga berasal dari kawasan Asia Tenggara. Klenteng ini juga
memiliki kekhasan tersendiri. Jika kebanyakan klenteng memilih naga sebagai
symbol, namun klenteng ini justru memilih kepiting sebagai simbolnya. Selain
itu posisinya yang menghadap ke laut menjadikan daya tarik tersendiri.
Kota
yang memiliki lambang Kuda ini, juga berjuluk Kambang Putih, ini di karenakan
Kota Tuban dikelilingi oleh bukit-bukit kapur, yang juga menjadi salah satu
sumber penghasilan masyarakat Tuban. Selain itu, Kota Tuban juga terkenal
sebagai Kota seribu Goa. Yang satu ini, memang tidak berlebihan, karena di
Tuban terdapat banyak sekali goa-goa kecil maupun besar. Diantaranya yang
dijadikan objek wisata dan di kelola dengan serius adalah Goa Akbar dan Goa
Putri. Pintu Masuk Goa Akbar, terletak di Desa Gedungombo, atau di belakang
Pasar Baru-Jalan Gajah Mada. Dinamakan Goa Akbar, karena goa ini memang begitu
luas, dan konon , lorong-lorong di Goa ini, yang berjumlah ratusan bisa
menghubungkan dengan goa-goa lain di Kota Tuban. Selain itu ada juga Goa
Ngerong, yang terletak di Kecamatan Rengel, 30 km arah selatan Kota Tuban,
tepatnya di Jl. Raya Tuban – Bojonegoro. Goa ini, dihuni oleh ribuan kelelawar.
Selain itu, Goa ini juga di terdapat aliran sungai , yang tidak pernah kering,
meskipun sedang musim kemarau, dan dihuni banyak sekali ikan-ikan besar. Tapi jangan
berharap anda bisa menangkap ikan-ikan tersebut, karena oleh penduduk setempat,
di Sungai Ngerong ini ikan-ikan di keramatkan. Selain dua Goa diatas, ada juga
Goa Puteri Asih, yang terletak di Kecamatan Singgahan, dinamakan begitu, karena
kecantikan Goa ini, yang dihiasi stalaktit dan stalakmit yang masih hidup. Dan
sekitar 2 km kearah barat dari lokasi goa ini, kita juga bisa menjumpai Goa
Lowo, yang merupakan berkumpulnya kelelawar-kelelawar.
Untuk
Anda pecinta batik, anda bisa juga mengunjungi pusat Kerajinan Batik Tuban,
yaitu Batik Gedog, yang ada di Kecamatan Kerek, sekitar 30 km kearah Barat.
Dijamin, anda akan merasa puas, karena kualitas Batik Gedog, warna dan juga
coraknya pantas di acungi jempol.
Bagi
anda yang menyukai wisata air,untuk menyegarkan pikiran anda juga bias
mengunjungi air terjun Nglirip, yang terletak di Kecamatan Singgahan, 35 km
arah barat daya Kota Tuban. Berkunjung ke air terjun ini, cukup bisa
menghilangkan stress, dan istimewanya, di balik air terjun ini terdapat goa
yang cukup luas. Berjalan ke arah timur, sekitar beberapa kilo meter, kita bisa
menjumpai sumber air alam Kerawak yang mengalir dengan derasnya di tepian
sungai. Jika anda ingin berenang, sambil melihat monyet-monyet, anda bisa pergi
ke pemandian Bektiharjo, sekitar 15 km ke arah selatan dari Pemakaman Sunan
Bonang. Di pemandian ini, anda bisa memilih untuk berenang di kolam buatan, atau
di sumber air sungai langsung selain objek objek wisata yang sangat menarik.
Ø Makanan di kota Tuban.
Sebenarnya
di tuban tidak ada makanan khas, tetapi banyak kuliner-kuliner di tuban berbeda
dengan makanan di kota-kota lain dengan resep atau bumbu yang berbeda, dengan
kreatifitas masyarakat Tuban yang tentunya menjadi ciri khas tersendiri.
Berikut ini adalah beberapa makanan dan minuman khas Tuban.
1.
Pepes belut.
2.
Becek Mentok.
3.
Serabi.
4.
Legen.
5.
Duku Perunggahan.
Itulah
beberapa makanan dan minuman khas tuban jika anda ingin mencoba langsung saja
berkunjung di tuban
Ø Ciri
khas tuban
Ada beberapa ciri khas masyarakat Kota Tuban yang sangat terkenal hingga ke
pelosok negeri. Hal yang unik tersebut melekat hingga kini dan mudah dijumpai
setiap saat. Untuk lebih jelasnya tentang ciri khas apa saja yang paling
menonjol.
Warga masyarakat kota Tuban terbiasa hidup bergotong-royong dalam berbagai aktivitas. Pernahkah anda jumpai masyarakat warga kota Tuban saling membantu saat tetangga mereka sedang memperbaiki rumah? Hal itu adalah pemandangan yang biasa terlihat. Saling bahu membahu dalam berbagai kegiatan termasuk aktivitas sosial merupakan hal biasa yang sudah lazim terlihat. Kebiasaan untuk saling tolong-menolong telah merasuk dalam jiwa masyarakat Kota Tuban dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membedakan warga kota ini dengan kota lainnya. Dalam setiap acara sosial, warga masyarakat Kota Tuban tidak perlu diundang. Saat mereka melihat atau mendengar tetangga mereka akan punya hajat atau yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama “Duwe Gawe”, maka para tetangga tanpa di komando akan langsung berdatangan. Mereka saling membantu tanpa pamrih. Sejak zaman dahulu kala ketika Kota Tuban masih berupa Kerajaan, masyarakat kota Tuban telah terbiasa hidup dalam tatanan masyarakat yang penuh dengan jiwa sosial. Sifat turun temurun tersebut masih tercermin hingga kini.
Warga masyarakat kota Tuban terbiasa hidup bergotong-royong dalam berbagai aktivitas. Pernahkah anda jumpai masyarakat warga kota Tuban saling membantu saat tetangga mereka sedang memperbaiki rumah? Hal itu adalah pemandangan yang biasa terlihat. Saling bahu membahu dalam berbagai kegiatan termasuk aktivitas sosial merupakan hal biasa yang sudah lazim terlihat. Kebiasaan untuk saling tolong-menolong telah merasuk dalam jiwa masyarakat Kota Tuban dan menjadi salah satu daya tarik tersendiri yang membedakan warga kota ini dengan kota lainnya. Dalam setiap acara sosial, warga masyarakat Kota Tuban tidak perlu diundang. Saat mereka melihat atau mendengar tetangga mereka akan punya hajat atau yang dalam bahasa Jawa dikenal dengan nama “Duwe Gawe”, maka para tetangga tanpa di komando akan langsung berdatangan. Mereka saling membantu tanpa pamrih. Sejak zaman dahulu kala ketika Kota Tuban masih berupa Kerajaan, masyarakat kota Tuban telah terbiasa hidup dalam tatanan masyarakat yang penuh dengan jiwa sosial. Sifat turun temurun tersebut masih tercermin hingga kini.
Sebuah
sikap yang menjadikan warga Masyarakat Kota Tuban menjadi luar biasa bermutu.
Orang tuaku yang juga warga Kota Tuban selalu berkata “Lebih penting memiliki
jiwa yang baik daripada pandai tapi sama sekali tidak punya hati”.
Masyarakat
Kota Tuban adalah Pekerja Keras. Dengan keterbatasan ekonomi, warga Kota Tuban
pantang untuk menyerah. Segala cara yang halal ditempuh untuk tetap melanjutkan
hidup. Mayoritas warga Kota Tuban bukanlah orang yang mampu dalam standar
finansial pada umumnya namun mereka tetap semangat dalam menjalani hidup.
Petani yang bekerja di sawah untuk menghidupi anak istrinya sama sekali tak
mengeluh meski keadaan ekonomi cenderung membuat mereka hidup serba pas-pasan.
Nelayan yang melaut mencari ikan pantang pulang sebelum hasil ada di tangan.
Sikap pekerja keras warga masyarakat Kota Tuban merupakan warisan leluhur yang
masih tercermin hingga kini.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar